Kamis, 05 Juni 2014

Ringkasan Novel Sang Pemimpi



Setelah tamat dari bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Ikal, Arai, dan Jimbron melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Atas tepatnya di SMA Bukan Main. Ikal yang merupakan salah satu anggota dari Laskar Pelangi, Arai, sepupu Ikal yang sudah yatim piatu sejak SD dan tinggal di rumah Ikal, juga Jimbron, anak angkat seorang pendeta karena telah yatim piatu juga sejak kecil sama dengan Arai. Jimbron sangat beruntung mendapatkan ayah angkat seorang pendeta yang telah mengurusnya dengan sangat baik, juga tidak pernah memaksakan keyakinan Jimbron untuk memeluk agama yang sama dengan ayah angkatnya, tetapi malah mengantarkan Jimbron menjadi muslim yang taat.
Arai dan Ikal begitu pintar di sekolahnya, sedangkan Jimbron, si penggemar kuda ini biasa-biasa saja. Malah menduduki rangking 78 dari 160 siswa. Sedangkan Ikal dan Arai selalu menjadi tiga dan lima besar. Mimpi mereka sangat tinggi, karena bagi Arai, orang susah seperti mereka tidak akan berguna tanpa mimpi-mimpi. Mereka berdua mempunyai mimpi yang tinggi yaitu melanjutkan belajar ke Sorbonne Perancis. Mereka terpukau dengan cerita Pak Balia, kepala sekolahnya, yang selalu meyebut-nyebut indahnya kota itu. Kerja keras menjadi kuli ngambat mulai pukul dua pagi sampai jam tujuh dan dilanjutkan dengan sekolah, merupakan sebuah perjuangan kedua pemuda tersebut. Mati-matian menabung demi mewujudkan impiannya, meskipun kalau difikir secara logika, tabungan mereka tidak akan pernah cukup untuk sampai ke sana. Tapi jiwa optimis Arai tak terelakkan.
Tamat dari bangku SMA Bukan Main, Arai dan Ikal merantau ke Jawa, Bogor tepatnya. Sedangkan Jimbron lebih memilih untuk menjadi pekerja ternak kuda di Belitong (Kampung Halamannya). Jimbron menghadiahkan kedua celengan kudanya yang berisi tabungannya selama ini kepada Ikal dan Arai, karena ia yakin kalau Arai dan Ikal akan sampai ke Perancis, maka jiwa Jimbronpun akan selalu bersama mereka. Berbulan-bulan terkatung-katung di Bogor, mencari pekerjaan untuk bertahan hidup yang teramat sangat susah. Akhirnya setelah banyak pekerjaan yang dijalani, Ikal diterima menjadi tukang sortir (Tukang Pos) dan Arai memutuskan untuk merantau ke Kalimantan.
Tahun berikutnya, Ikal memutuskan untuk kuliah di Ekonomi UI. Dan setelah lulus, terdapat lowongan untuk mendapatkan beasiswa S2 ke Eropa. Beribu-ribu pesaing berhasil ia singkirkan dan akhrinya sampailah pada pertandingan untuk memperebutkan 15 besar.
Saat wawancara tiba, tidak disangka, profesor pengujinya begitu terpukau dengan proposal riset yang diajukan oleh Ikal, meskipun hanya berlatar belakang sarjana Ekonomi yang masih bekerja sebagai tukang sortir, tulisannya begitu hebat. Akhirnya setelah wawancara selesai, kejutan yang luar biasapun tiba. Araipun ternyata ikut dalam wawancara tersebut. Bertahun-tahun tanpa kabar berita, akhirnya mereka berdua dipertemukan dalam sebuah forum yang begitu indah dan terhormat. Begitulah Arai, selalu penuh dengan kejutan. Semua ini sudah direncanaknnya bertahun-tahun. Ternyata dia kuliah di Universitas Mulawarman dan mengambil jurusan Biologi. Tidak kalah dengan Ikal, proposal risetnya juga begitu luar biasa dan berbakat untuk menghasilkan teori baru.
Akhirnya sampai juga mereka pulang ke kampung halamannya di Belitong. Ketika ada surat datang, mereka berdebar-debar membuka isinya. Pengumuman Penerimaan Beasiswa ke Eropa. Arai begitu sedih karena dia sangat merindukan kedua orang tuanya. Arai sangat ingin membuka kabar itu bersama orang yang sangat dia rindukan. Kegelisahan dimulai. Baik Arai maupun Ikal, keduanya tidak kuasa mengetahui isi dari surat itu. Setelah dibuka, hasilnya adalah Ikal diterima di Perguruan tinggi Sorbone, Prancis. Setelah perlahan mencocokkan dengan surat Arai, inilah jawaban dari mimpi-mimpi mereka. Kedua sang pemimpi ini diterima di Universitas yang sama. Tapi ini bukan akhir dari segalanya. Di sinilah perjuangan dari mimpi itu dimulai, dan siap melahirkan anak-anak mimpi berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar