Selasa, 18 Maret 2014

Konsep penalaran ilmiah dan kaitannya dengan penulisan ilmiah



Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian . Berdasarkan pengamatan yang sejenis akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis dan berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar , orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui . Proses inilah yang disebut dengan menalar .

Ciri-ciri Penalaran :

  1. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis) . 
  2. Sifat analitik dari proses berpikir . Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu . Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik .


Penalaran Ilmiah
Ciri penalaran sebagai kegiatan berpikir adalah logika , kegiatan berpikir dengan pola tertentu dan analitik . Kemampuan penalaran merupakan kelebihan yang dimiliki manusia dibandingkan dengan binatang , padahal keduanya sama-sama mempunyai otak . Dalam rangka bertahan hidup , apabila terjadi sebuah kegagalan , maka akan mencari solusi untuk berhasil . Bahkan setelah menemukan solusi , biasanya memiliki keinginan untuk melakukan inovasi agar mendapat hasil yang lebih baik . Penalaran ini biasa disebut dengan penalaran ilmiah yang digunakan untuk meningkatkan mutu ilmu atau teknologi dan dalam rangka meningkatkan mutu , dibutuhkan beberapa saran , yakni :

  1. Bahasa Ilmiah , yaitu kalimat berita yang merupakan suatu pernyataan atau pendapat-pendapat . 
  2. Bahasa Logika dan Matematika , dua pengetahuan ini saling berhubungan erat , keduanya sebagai sarana berpikir deduktif . Baik logika maupun matematika lebih mementingkan bentuk logis setiap pertanyaan dan mempunyai sifat yang jelas . 
  3. Logika dan Statistika , kedua hal ini mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif untuk konsep yang berlaku umum .


Metode dalam menalar
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu : Induktif dan Deduktif .

  • Metode Induktif

Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) , yang diakhiri dengan kesimpulan berupa pernyataan umum .

  • Metode Deduktif

Metode Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu , untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus .

Penulisan Ilmiah
Penulisan Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis , berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya . Dari definisi yang lain dikatakan bahwa karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi , yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim , dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan , yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan .
Dari pengertian tersebut , kita dapat mengenal salah satu ciri khas karya ilmiah yaitu lewat bentuknya yakni tertulis , baik di buku , jurnal , majalah , surat kabar , maupun yang tersebar di internet , di samping ciri lain yang mesti dipenuhi dalam sebuah karya ilmiah .

Jenis dan Macam-macam Penulisan Ilmiah

  1. Esei ilmiah merujuk karangan ilmiah yang pendek tentang topik atau permasalahan , berdasarkan data yang diperoleh , melalui rujukan perpustakaan atau kerja lapangan . Penguraiannya bersifat rasional-empiris dan objektif . 
  2. Kertas kerja ialah penulisan ilmiah yang memaparkan suatu fakta atau permasalahan , berdasarkan data kerja lapangan atau rujukan perpustakaan . Analisis dalam kertas kerja adalah lebih serius , serta bersifat rasional-empiris dan objektif . Kertas kerja biasanya ditulis untuk diterbitkan dalam jurnal akademik atau dibentangkan dalam pertemuan ilmiah seperti seminar , workshop , dan sebagainya . 
  3. Laporan kajian atau penyelidikan ialah penulisan ilmiah yang menyampaikan maklumat atau fakta , tentang sesuatu kepada pihak lain . Penguraiannya juga bersandarkan kepada metodologi saintifik dan berdasarkan data kerja lapangan atau rujukan perpustakaan . 
  4. Tesis ialah penulisan ilmiah yang sifatnya lebih mendalam . Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari pengamatan atau penyelidikannya sendiri . Penulisan ilmiah ini melibatkan pengujian hipotesis untuk membuktikan kebenaran . 
  5. Disertasi ialah penulisan ilmiah tahap tertinggi dalam hierarki pancapaian akademik , yaitu untuk mendapatkan gelar Doktor Falsafah (Ph.D) . Disertasi melibatkan fakta berupa penemuan penulis sendiri , berdasarkan metodologi saintifik dan analisis yang terperinci .


Konsep penalaran ilmiah dalam kaitannya dengan penulisan ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh pengamatan , peninjauan atau penelitian dalam bidang tertentu , disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan bahasa yang santun dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya .
Atas dasar itu , sebuah karya tulis ilmiah harus memenuhi tiga syarat :

  1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah . 
  2. Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah . 
  3. Tampilannya sesuai yaitu telah memenuhi persyaratan sebagai suatu tulisan keilmuan .

Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah karya ilmiah . Penalaran yang dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan unsur emosi , sentimen pribadi , atau sentimen kelompok . Oleh karena itu , dalam menyusun karya ilmiah metode berpikir keilmuan yang menggabungkan cara berpikir atau penalaran induktif dan deduktif , sama sekali tidak dapat ditinggalkan .
Metode berpikir keilmuan selalu ditandai dengan adanya :

  1. Argumentasi teoritik yang benar,  sah , dan relevan . 
  2. Dukungan fakta empirik . 
  3. Analisis kajian yang mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji .




Daftar Pustaka :





Pemakaian metode ilmiah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah


Latar Belakang Peneliti harus menggunakan Metode Ilmiah dalam Menjawab Pertanyaan-pertanyaan Ilmiah
Setiap manusia tidak akan pernah lepas dengan adanya permasalahan dalam hidupnya .
2 Jenis Permasalahan :

  1. Permasalahan yang dapat diselesaikan tanpa harus diadakannya penelitian , karena permasalahan ini dapat diselesaikan secara langsung dengan musyawarah ataupun diskusi . 
  2. Permasalahan yang harus diselesaikan dengan melakukan penelitian terlebih dahulu , karena permasalahan ini tidak dapat diselesaikan secara langsung dan memerlukan kajian-kajian teori atau bukti-bukti yang jelas , untuk memperkuat hasil penelitian .


Seseorang yang ingin melakukan sebuah penelitian biasanya disebut dengan peneliti . Sedangkan , responden adalah pihak-pihak yang dijadikan peneliti , sebagai subjek atau sampel penelitian . Dalam melakukan penelitian , seseorang tidak bisa meneliti dengan sembarangan . Peneliti haruslah meneliti dengan mengikuti prinsip-prinsip ilmiah yang sudah ditetapkan . Tujuannya adalah agar peneliti dalam melakukan penelitian tidak keluar dari aturan ilmiah , sehingga hasil penelitian dapat berguna dan bermanfaat untuk orang lain . Inilah yang menjadi latar belakang peneliti harus menggunakan metode ilmiah , karena dengan menggunakan metode ilmiah permasalahan yang harus diselesaikan , dapat ditemukan solusi , guna menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang ada .

Metode Ilmiah
Proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis . Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam . Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut , diuji dengan melakukan eksperimen . Jika , suatu hipotesis lolos uji berkali-kali , maka hipotesis tersebut dapat menjadi suatu Teori Ilmiah .

Tujuan Metode Ilmiah
Metode ilmiah memiliki beberapa tujuan , antara lain :

  1. Untuk meningkatkan keterampilan , baik dalam menulis , menyusun , mengambil kesimpulan , maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada . 
  2. Untuk mengorganisasikan fakta . 
  3. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis . 
  4. Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah , pengumpulan data yang relevan , analisis data , dan interpretasi temuan , dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan . 
  5. Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional , teruji) , sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan .


Pertanyaan Ilmiah
Pertanyaan Ilmiah adalah suatu permasalahan yang harus dicari solusinya , agar pertanyaan dapat terjawab dan hasil penelitiannya bukan hanya berupa jawaban “ya “ atau “tidak” , melainkan berupa suatu pernyataan yang sangat kuat , karena terdapat bukti-bukti .

Syarat Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan Penelitian selalu diawali dengan munculnya masalah yang sering disebut sebagai fenomena atau gejala tertentu . Tetapi , tidak semua masalah bisa diajukan sebagai masalah penelitian . Terdapat syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar bisa diangkat sebagai masalah penelitian .
7 syarat yang harus dipenuhi , diantaranya :

  1. Tersedia data atau informasi untuk menjawabnya . 
  2. Data atau informasi tersebut diperoleh melalui metode ilmiah , seperti : wawancara , observasi , kuesioner , dokumentasi , partisipasi , dan evaluasi/tes . 
  3. Memenuhi persyaratan orisinalitas , diketahui melalui pemetaan penelitian terdahulu (state of the arts) . 
  4. Memberikan sumbangan teoretik yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan . 
  5. Menyangkut isu kontroversial dan unik yang sedang hangat terjadi . 
  6. Masalah tersebut memerlukan jawaban serta pemecahan segera , tetapi jawabannya belum diketahui masyarakat luas . 
  7. Masalah itu diajukan dalam  batas  minat  (bidang studi) dan kemampuan peneliti .


Untuk mencapai maksud tersebut , peneliti perlu melakukan pertanyaan reflektif sebagai pemandu . Menurut Raco (2010: 98-99) , ada beberapa pertanyaan awal yang diajukan untuk dijawab , sebagai berikut :

  1. Mengapa masalah tersebut penting untuk diangkat ? 
  2. Bagaimana kondisi sosial di sekitar peristiwa , fakta atau gejala yang akan  diteliti ? 
  3. Proses apa yang sebenarnya terjadi dalam peristiwa  tersebut ? 
  4. Perkembangan atau pergeseran apa yang sedang berlangsung pada waktu peristiwa terjadi ? 
  5. Apa manfaat penelitian tersebut baik bagi pengembangan ilmu pengetahun dan masyarakat secara luas di masa yang akan datang ?



Dilihat dari jenis pertanyaannya , para ahli metodologi penelitian seperti Marshall , Rossman (2006) , dan Creswell (2007 : 107) , membaginya menjadi tiga macam pertanyaan , yaitu :

  • Deskriptif

Mendeskripsikan fenomena atau gejala yang diteliti , dengan menggunakan kata tanya ‘apa’ . Lazimnya diajukan untuk pertanyaan penelitian kualitatif .

  • Eksploratoris

Untuk memahami gejala atau fenomena secara mendalam , dengan menggunakan kata tanya ‘bagaimana’ . Lazimnya diajukan untuk pertanyaan penelitian kualitatif .

  • Eksplanatoris

Untuk menjelaskan pola-pola yang terjadi , terkait dengan fenomena yang dikaji , dengan mengajukan pertanyaan ‘apa ada hubungan atau korelasi , pengaruh antara faktor X dan Y’ . Lazimnya untuk pertanyaan penelitian kuantitatif .

Contoh untuk masing-masing pertanyaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

  • Pertanyaan Deskriptif :

Apa saja strategi yang dipakai Kepala Sekolah dalam memajukan sekolah yang dipimpinnya ?

  • Pertanyaan Eksploratif :

Bagaimana model kepemimpinan Kepala Sekolah tersebut dalam upaya memajukan sekolah ?

  • Pertanyaan Eksplanatif :

Bagaimana pengaruh model kepemimpinan otoriter terhadap kepatuhan staf ?

Ciri-ciri Masalah Penelitian yang Baik :

  1. Memiliki nilai kebaruan (novelty) . 
  2. Jawabannya penting untuk diketahui masyarakat luas . 
  3. Memiliki nilai guna atau manfaat . 
  4. Fisibel , artinya terjangkau dari sisi perolehan data , biaya , waktu , dan kualifikasi peneliti . 
  5. Tidak bertentangan dengan norma atau nilai yang dilakukan di tempat penelitian .


Pada hakikatnya pertanyaan penelitian dirumuskan dengan melihat kesenjangan yang terjadi antara :

  1. Apa yang seharusnya terjadi (prescriptive) dan yang sebenarnya terjadi (descriptive) ? 
  2. Apa yang diperlukan (what is needed) dan apa yang tersedia (what is available) ? 
  3. Apa yang diharapkan (what is expected) dan apa yang dicapai (what is achieved) ?

Seperti yang sudah dijelaskan diatas , pertanyaan-pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang didasari oleh ilmu pengetahuan , maka dari itu , untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut , membutuhkan jawaban yang ilmiah , oleh karena itu , metode ilmiah diperlukan.

Contoh Pertanyaan Ilmiah :
Adakah pengaruh perbedaan pemberian jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman cabai ?

Jika muncul pertanyaan seperti diatas , maka kita butuh metode ilmiah untuk menjawabnya . Kita tidak bisa asal menjawab “Ada Perbedaan” atau “Tidak Ada Perbedaan” tanpa melakukan pengamatan terlebih dahulu . Inilah fungsi metode ilmiah , agar jawaban yang muncul untuk pertanyaan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,  serta dapat dijadikan ilmu pengetahuan yang baru .
  


Daftar Pustaka :






Teori-teori yang berhubungan dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah



METODE ILMIAH

Metode Ilmiah berdasarkan dari dua suku kata yaitu : Metode dan Ilmiah .
Metode
Metode dapat diartikan sebagai sebuah cara yang teratur dan sistematis , untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu .
Ilmiah
Ilmiah bersifat ilmu . Diatur sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu pasti , Prosedur Ilmiah .
Menurut Almadk (1939)
”Metode Ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan , pengesahan , dan penjelasan kebenaran .”
Sedangkan ,
Menurut Ostle (1975)
“Metode Ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh suatu interelasi .”
Secara Umum
Metode Ilmiah atau Proses Ilmiah merupakan suatu proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis , berdasarkan bukti fisis . Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam . Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut , diuji dengan melakukan eksperimen . Jika , suatu hipotesis lolos uji berkali-kali , maka hipotesis tersebut dapat menjadi sebuah Teori Ilmiah .
Selain itu ,
Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan , untuk memecahkan masalah yang dihadapi . Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis , teratur , dan terkontrol .

Unsur utama Metode Ilmiah :

  1. Karakteristik (Observasi dan Pengukuran) . 
  2. Hipotesis (Penjelasan teoritis yang merupakan dugaan atas hasil observasi dan Pengukuran) . 
  3. Prediksi (Deduksi Logis dari Hipotesis) . 
  4. Eksperimen (Pengujian semua hal di atas) .


Karakteristik Metode Ilmiah :

  • Karya Ilmiah Harus Berdasarkan Fakta

Menulis karya ilmiah harus berdasarkan fakta , bukan hasil imajinasi atau semacammnya dan Fakta itu berupa data empiris yang harus dapat diukur dan dianalisis lebih lanjut . 
  • Karya Ilmiah Harus Berdasarkan Pertimbangan Objektif


Pertimbangan objektif didasarkan pada pertimbangan apa adanya , bukan bersifat subyektif , yang bebas dari prasangka dan kira-kira .
  • Karya Ilmiah Harus Menggunakan Asas Analisis
Maksudnya , karya ilmiah itu harus dapat dianalisis (diuraikan , dibandingkan , dan diinterpretasikan) , yang artinya karya ilmiah harus dapat menggambarkan karakteristik , fungsi , dan kaitan permasalahan satu dengan yang lainnya .
  • Karya Ilmiah Harus Bersifat Kuantitatif – Kualitatif
Pendekatan ilmiah berbeda dengan pendekatan alamiah . Pendekatan ilmiah bersifat kuantitatif , tetapi pendekatan alamiah bersifat kualitatif.
  • Karya Ilmiah Menggunakan Logika Deduktif – Hipotetik
Logika deduktif adalah penalaran yang sudah memiliki kebenaran , yang pasti baik dari hasil penelitian para pakar atau yang lainnya . Kebenaran hipotesis harus dibuktikan secara empiris , melalui penelitian lapangan , maka disebut bahwa karya ilmiah tersebut sesuai logika deduktif - hipotetik .
  • Karya Ilmiah Harus Menggunakan Logika Induktif - Generalisasi
Kebenaran hipotesis bersifat rasional , oleh karenanya bersifat sementara . Untuk memperoleh kebenaran ilmiah , masih harus dibuktikan dengan data empiris hasil penelitian . Kesimpulan dari data empiris bersifat generalisasi , sedangkan kesesuaian data empiris dengan pemikiran rasional hipotesis disebut asas korespondensi . Kesimpulan yang bersifat generalisasi dari data empiris disebut logika induktif , yang kebenarannya bersifat probabilistik .
Langkah-Langkah Dalam Metode Ilmiah :
  • Perumusan Masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan . Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka , yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan , bukan jawaban ya atau tidak .
  1. Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas . 
  2. Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti . 
  3. Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen .
  • Penyusunan Kerangka Berfikir
Penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hpotesis yang merupakan argumentasi , menjelaskan hubungan yang mungkin antara berbagai factor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan . Kerangka berfikir di susun secara rasional , berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya , dengan memperhatikan factor- factor empiris yang relevan dengan permasalahan .
  • Perumusan Hipotesa
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah . Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian , atas topik proyek ilmiah yang dilakukan , karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian secara seksama . Yang perlu diingat , jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar , bukan berarti penelitian yang dilakukan salah .
  1. Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu , sebagai dasar hipotesis .
  2. Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen .
  • Pengujian Hipotesa
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan . Perhitungkan semua variabel , yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen .
Terdapat tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen :
  1. Variabel bebas , 
  2. Variabel terikat , dan 
  3. Variabel kontrol .

Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas .
Variabel terikat adalah variabel yang diteliti , yang perubahannya bergantung pada variabel bebas .
Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap .
  1. Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen .
  2. Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan .
  3. Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil .                                                                 
  4. Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama .
  • Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan , bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis . Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya . Jika dapat dilakukan , kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut .
Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis :
  1. Jangan ubah hipotesis .
  2. Jangan abaikan hasil eksperimen .
  3. Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai .
  4. Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya , untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian .
  5. Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen .
SIKAP ILMIAH

Pengertian Sikap Ilmiah
Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” , attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” , yang berarti keadaan siap secara mental untuk melakukan kegiatan . Sedangkan , sikap ilmiah menurut sumber lain diartikan sebagai laporan tertulis dan diterbitkan , yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan .

Menurut beberapa tokoh , pengertian dari sikap ilmiah , sebagai berikut :
Baharuddin (1982:34)
Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh Para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan atau kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis , melalui langkah-langkah ilmiah .
White (1998)
Wilayah sikap mencakup juga wilayah kognitif . Sikap dapat membatasi atau mempermudah peserta didik untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang sudah dikuasai . Peserta didik tidak akan berusaha untuk memahami suatu konsep , jika dia tidak memiliki kemauan untuk itu . Karena itu , sikap seseorang terhadap mata pelajaran sangat berpengaruh pada keberhasilan kegiatan pembelajarannya . 
Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34)
Beberapa sikap ilmiah yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah , antara lain :
  • Sikap Ingin Tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya .
  • Sikap Kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin , berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibandingkan kelebihan–kekurangannya , cocok-tidaknya , benar-tidaknya , dan lain sebagainya .
  • Sikap Obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya , tanpa diikuti perasaan pribadi .
  • Sikap Ingin Menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk bereksperimen baru . Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif . Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya .
  • Sikap Menghargai Karya Orang Lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas , sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain .
  • Sikap Tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan , bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan , tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai . Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya , ia berusaha bekerja dengan teliti .
  • Sikap Terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat , argumentasi , kritik , dan keterangan orang lain , walaupun pada akhirnya pendapat , argumentasi , kritik , dan keterangan orang lain tersebut , tidak diterima , karena tidak sepaham atau tidak sesuai .




Daftar Pustaka :