Sabtu, 26 April 2014

Paragraf Kegiatan

Kegiatan Study Tour SMAN 2 TAMBUN SELATAN
Jalan Aries, Perumahan SKU, Tambun Selatan

A.     Nama Kegiatan
Kegiatan Study Tour SMAN 2 TAMBUN SELATAN

B.     Dasar Pemikiran
Program kegiatan Study Tour

C.     Tujuan Kegiatan
  1. Mempererat hubungan antara siswa 
  2. Memperkenalkan siswa terhadap Museum Bank Indonesia
D.     Waktu Kegiatan
Hari/tanggal : Senin s.d. Rabu, 12 s.d. 15 Juli 2010

E.      Tempat Kegiatan
Museum Bank Indonesia

F.      Peserta Kegiatan
  1. 250 orang peserta 
  2. 18 orang OSIS 
  3. 25 orang guru
G.    Perlengkapan
  1. Buku 
  2. Alat Tulis 
  3. Perlengkapan Ibadah
H.     Sumber Kegiatan
Sumbangan OSIS

I.       Susunan Panitia
  1. Pelindung                          :           Kepala Sekolah SMA Negeri 2 TAMBUN SELATAN
  2. Penanggung jawab           :           Pembina OSIS 
  3. Ketua                                 :           Mahdian Astira Mawarni 
  4. Wakil ketua                       :           Nanda Harijandho 
  5. Sekretaris                          :           Analia Nur Shasanti 
  6. Bendahara                         :           Ardhea Safira Prawestri

J.       Jadwal Kegiatan
Kegiatan berlangsung pada hari Senin s.d. Rabu tanggal 12 s.d. 15Juli 2010


                                                                             Tambun selatan,26 Juni 2010
Ketua,                                                                  Sekretaris,


Mahdian                                                              Analia



Mengetahui
KepalaSekolah,


Drs.Parlin, M.Ag


Sumber            :

Globalisasi dan Budaya

Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antara bangsa maupun manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya, dan bentuk-bentuk interaksi lainnya, sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Hal ini membuat Bangsa Indonesia harus lebih berhati-hati dalam menerima masuknya segala pengaruh dari bangsa luar terhadap seluruh aspek kehidupan Bangsa Indonesia, terutama masyarakat dalam suatu bangsa harus bisa menyaring masuknya pengaruh negative dari bangsa luar, agar tidak dapat menghilangkan batas-batas yang ada pada suatu bangsa, salah satunya adalah budaya.
Terkait dengan kebudayaan, budaya adalah cara hidup yang berkembang diantara sekelompok orang, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, karena di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang dimiliki seseorang sebagai anggota masyarakat.
Kesenian merupakan bagian dari sistem kebudayaan Bangsa Indonesia. Aspek kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai, termasuk pada keseniannya. Kesenian rakyat adalah salah satu bagian dari kebudayaan Bangsa Indonesia yang tidak luput dari pengaruh globalisasi.
       Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi maupun berita, namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah yang penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan Ilmu Pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-negara berkembang seperti Indonesia. Mereka yang memiliki dan mampu menggerakkan komunikasi internasional adalah justru negara-negara yang maju.
        Akibatnya negara-negara berkembang, seperti Indonesia selalu khawatir akan tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, sehingga mampu mengubah dunia secara mendasar. 
    Komunikasi dan Transportasi Internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia, sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Dalam proses alami ini, setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan perkembangan baru, agar mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran. Dalam proses ini, negara-negara harus memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya, supaya tidak dieliminasi oleh budaya asing.


Contoh di atas merupakan salah satu Tulisan Ilmiah Populer mengenai Globalisasi dan Budaya. Isi artikel tersebut sangat mudah dipahami oleh masyarakat umum, karena menggunakan bahasa sehari-hari bukan bahasa-bahasa ilmiah yang jarang diketahui oleh masyarakat umumnya. Oleh karena itu, pembaca dapat mengambil inti dari bacaan tersebut dengan mudah.



Sumber            :


Jumat, 25 April 2014

Teori Proposal

Definisi Proposal
Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk formal dan standar.

Dalam dunia ilmiah, proposal adalah suatu rancangan desain penelitian (usulan penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentang suatu bahan penelitian.



Jenis-Jenis Proposal

Berdasarkan bentuknya, proposal dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: proposal berbentuk formal, semiformal, dan nonformal.
Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian utama, yaitu:
  1. Bagian pendahuluan, yang terdiri dari : sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan pengesahan permohonan. 
  2. Isi proposal, terdiri atas : latar belakang, pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian, waktu dan biaya. 
  3. Bagian pelengkap penutup, yang berisi daftar pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya.
Proposal semiformal dan nonformal merupakan variasi atau bentuk lain dari bentuk proposal formal, karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti proposal bentuk formal.


Contoh-contoh Proposal
  1. Proposal Penelitian Pengembangan 
  2. Proposal Penelitian Kajian Pustaka
  3. Proposal Penelitian Kualitatif
  4. Proposal Penelitian Kuantitatif


Syarat-syarat Proposal

Syarat-syarat proposal yang baik, diantaranya :
  • Jelas (Clear)
Yang dimaksud jelas, proposal harus dapat memaparkan kegiatan usaha secara jelas.
  • Singkat (Consice)
Proposal harus ditulis singkat tanpa melupakan kaidah-kaidah penulisan dan mengurangi kejelasan juga kelengkapan proposal.

  •  Lengkap (Complette)
Proposal harus dibuat secara lengkap, artinya proposal harus dibuat dengan informasi pendukung.

  • Benar (Correct)
Kebenaran proposal sangat dipengaruhi oleh nurani pembuat. Jangan sampai karena ingin meyakinkan dan membuat proposal semenarik mungkin, penyusun menyembunyikan informasi-informasi yang dirasa kurang menguntungkan. Bila pada suatu waktu diketahui ketidakbenaran proposal, nama baik dan kredibilitas penyusun sangat dipertaruhkan.

  • Tidak kadaluwarsa (Up To Date)
Keakuratan dan ketepatan data pendukung sangat diperlukan dalam penyusunan usaha. Perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat mengharuskan kegiatan usaha mengikutinya. Proposal usaha pun demikian, ia harus dibuat sesuai perkembangan. Perkembangan tidak hanya sebatas pada perkembangan ilmu dan teknologi saja, tetapi juga perkembangan pranata dan nilai-nilai yang dianut masyarakat.



Sistematika Proposal

  • Pendahuluan
Berisi tentang hal-hal dan kondisi umum yang melatar belakangi dilaksanakannya kegiatan tersebut.

Hubungan kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari (nyata).
  • Dasar Pemikiran
Berisi tentang dasar yang digunakan dalam pelaksanaan, misalnya : program kerja, pengurus, dan lain-lain.

Jika kegiatan tersebut bukan dari organisasi, maka didasarkan secara umum, misalnya : Peraturan Pemerintah No sekian.

  • Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut (umum dan khusus).

Tentukan juga keluaran (output) yang dikehendaki seperti apa.

Contoh :

Memperoleh kader-kader karang taruna.

Memberi pengetahuan manajerial dan leadership bagi calon anggota.

  • Tema
Tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut.

  • Jenis Kegiatan
Diperlukan untuk menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan jika kegiatannya lebih dari satu.

Menjelaskan bentuk dari kegiatan tersebut. Misal : berupa Seminar, Pelatihan, Penyampain materi secara lisan, Tanya jawab dan simulasi dll.

  • Target
Berisi uraian yang lebih terperinci dari Tujuan (Point 3) terutama mengenai ukuran-ukuran yang digunakan sebagai penilaian tercapai atau tidaknya tujuan.
Contoh :

Target acara ini adalah untuk mencetak minimal 25 orang fasilitator yang masing-masing diantaranya, memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, dan setiap pelatih tersebut memiliki nilai rata-rata diatas 7 (dengan range 10) dalam setiap materi pelatihan.

  • Sasaran/Peserta
Menjelaskan tentang objek atau siapa yang akan mengikuti kegiatan tersebut (atau lebih dikenal dengan sebutan peserta).

Waktu dan Tempat Pelaksanaan.

Tentukan dimana, hari, tanggal, bulan, tahun, serta pukul berapa akan dilaksanakannya kegiatan tersebut.

  • Anggaran Dana
Dalam anggaran, hanya disebutkan jumlah total pemasukan dan pengeluaran yang diperkirakan oleh panitia, sedangkan rinciannya dibuat dalam lampiran tersendiri.

  • Susunan Panitia
Dalam halaman atau bagaian susunan panitia, biasanya hanya ditulis posisi yang penting-penting saja, seperti Pelindung Kegiatan, Ketua panitia, Streering Commite, dll, sedangkan kepanitian lengkap dicantumkan dalam lampiran.

  • Jadwal Kegiatan
Dibuat sesuai dengan perencanaan dalam kalender kegiatan yang telah disusun sebelumnya atau bisa juga ditulis terlampir, jika jadwalnya banyak.

  • Penutup
Berisi tentang harapan yang ingin dicapai dan memohon dukungan bagi semua pihak.

Ditutup dengan lembar pengesahan proposal.

Terakhir, diikuti dengan lampiran.



Cara membuat Proposal

  1. Pertama harus menentukan tema dari proposal yang akan dibuat. Tema dari proposal ini sangat penting, karena akan bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap isi dan lainnya dalam proposal yang akan dibuat. 
  2. Selanjutnya kita harus menentukan waktu dan tempat penyelenggaraan. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan informasi yang benar, karena biasanya yang membaca akan mempertimbangkan untuk memberikan bantuan dari tempat dan waktu penyelenggaraan. 
  3. Memberikan skenario acara dalam Cara Membuat Proposal. Hal ini dilakukan agar dalam proposal terdapat gambaran jelas tentang acara yang akan dibuat seperti apa jadinya. 
  4. Melampirkan dana anggaran yang tidak dibuat-buat atau yang sebenarnya tanpa ada yang harus ditutup-tutupi. Langkah yang satu ini sangat penting dalam Cara Membuat Proposal, karena harus ada saling keterbukaan tentang dana yang dibutuhkan. Hal tersebut bertujuan untuk menimbulkan rasa saling percaya terhadap keberlangsungan acara yang dibuat. 
  5. Langkah terakhir adalah membuat penutup, dimana dalam penutup ini, harus menyampaikan kata atau kalimat yang sopan dan santun agar pembaca segan terhadap proposal yang dibuat.
  




Sumber           :



















Teori Perbedaan Karangan Ilmiah dan Populer

Karangan Ilmiah

Definisi Karangan Ilmiah
Menurut Brotowidjoyo, karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karangan ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).
Karangan Ilmiah (Karya Ilmiah) adalah karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu. Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain:
  1. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran. 
  2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya. 
  3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi. 
  4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur, diantaranya : kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur. 
  5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan. 
  6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan), dan argumentasi (alasan).

4 Aspek yang menjadi Karakteristik Utama dalam Karangan Ilmiah
  • Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti. Bagian inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
  • Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mensyaratkan adanya abstrak.
  • Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
  • Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Tujuan Karangan Ilmiah
  1. Memberi penjelasan,
  2. Memberi komentar atau penilaian,
  3. Memberi saran,
  4. Menyampaikan sanggahan, serta
  5. Membuktikan hipotesa. 

Jenis Karangan Ilmiah
  • Makalah,
  • Skripsi,
  • Tesis,
  • Disertasi dan
  • Laporan Penelitian.
Walaupun jenisnya berbeda-beda, tetapi keempat-empatnya bertolak dari laporan, kemudian diberi komentar dan saran. Perbedaannya hanya terletak pada kekompleksannya.

Ciri-ciri Karangan Ilmiah
  • Kejelasan
Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapannya tepat dan jernih. 
  • Kelogisan.
Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal. 
  • Kelugasan.
Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
  • Keobjektifan
Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
  • Keseksamaan
Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan sekecil apapun.
  • Kesistematisan
Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
Ketuntasan.
Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.

Syarat Karangan Ilmiah
Suatu karangan dari hasil penelitian, pengamatan, ataupun peninjauan dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
  1. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian,
  2. Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta,
  3. Karangan itu mengandung masalah yang sedang dicari pemecahannya,
  4. Baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode tertentu, dan
  5. Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak membuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir (dihindarkan dari penggunaan bahasa yang maknanya bersifat konotasi/ambigu).

Karangan Populer

Definisi Karangan Populer
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Populer berarti dikenal dan disukai banyak orang. Bisa juga berarti sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya, atau mudah dipahami oleh orang banyak. Istilah populer merujuk kepada penggunaan bahasa yang populer lebih santai, padat, serta mudah dicerna oleh masyarakat pembacanya yang begitu beragam.
Menurut Ajusniye, karya imiah popular adalah karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai hal – hal kehidupan sehari – hari.
Karya tulis ilmiah popular adalah karya tulis yang berpegang kepada standar ilmiah, tetapi ditampilkan dengan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Secara umum, Karangan ilmiah popular atau semiilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang benar.

Ciri-ciri Karangan Ilmiah Popular
  1. Ditulis berdasarkan fakta pribadi, 
  2. Fakta yang disimpulkan subyektif, 
  3. Gaya bahasa formal dan popular, 
  4. Mementingkan diri penulis, 
  5. Melebih-lebihkan sesuatu, 
  6. Usulan-usulan bersifat argumentative dan bersifat persuasif.

Karakteristik Karangan Ilmiah Populer
  1. Apabila pembaca artikel jurnal adalah profesional atau spesialis dalam suatu disiplin ilmu, maka pembaca karangan ilmiah populer adalah masyarakat umum, awam, atau profesional dalam bidang lain. 
  2. Apabila penulis artikel jurnal selain memberikan nama, lembaga akademik tempat ia bekerja, serta kualifikasi akademiknya, maka penulis karangan ilmiah populer menuliskan nama tanpa informasi lain, kecuali ia adalah repoter. 
  3. Apabila artikel jurnal ditulis dengan gaya tulis faktual dan “dingin” (tidak-emosional) demi objektifitas, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan gaya informal, anekdot, personal, serta menghibur. 
  4. Apabila artikel jurnal ditulis dengan kalimat yang lebih kompleks dan relatif panjang, serta dipenuhi dengan istilah teknis, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan kalimat-kalimat singkat dan sederhana, serta mudah dibaca. 
  5. Apabila artikel jurnal menyertakan kutipan, catatan kaki (footnotes), dan daftar pustaka agar materi yang ditulis dapat divalidasi, maka karangan ilmiah populer umumnya tidak meyertakan informasi-informasi tersebut. 
  6. Apabila artikel jurnal lebih dipenuhi tulisan verbal dan sedikit tabel, maka karangan ilmiah populer seringkali dilengkapi dengan berbagai ilustrasi, gambar, foto, dll. 
  7. Apabila kebenaran isi artikel jurnal dievaluasi melalui review oleh sejawat atau dewan pakar sebagai “referee”, maka pertanggungjawaban isi karangan ilmiah populer cukup diberikan oleh editor majalah.

Perbedaan Tulisan Ilmiah Populer dengan Tulisan Ilmiah Murni
Perbedaan antara ilmiah populer dengan ilmiah murni (skripsi, tesis, desertasi, dan lain-lain) terletak pada bahasa penyampaian yang digunakan. Karya tulis ilmiah murni ditampilkan dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah Bahasa Indonesia resmi. Sementara ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, serta dapat dipahami masyarakat umum.
Dari segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya Berbeda dengan karya tulis ilmiah murni yang lebih sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh dari jangkauan masyarakat awam.



Sumber           :