Rabu, 13 November 2013

Alinea atau Paragraf



  • Pengertian Alinea atau Paragraf



      Alinea atau Paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat . Alinea digunakan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat dan sudut pandang komposisi , alinea juga dapat disebut sebagai wacana atau karangan , sebab wacana atau karangan formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri atas satu alinea . Jadi , tanpa kemampuan menyusun alinea , tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah wacana atau karangan .



  • Tujuan Pembentukan Alinea atau Paragraf



1. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan suatu tema dari tema yang lain . Oleh sebab itu alinea hanya boleh mengandung satu tema , bila terdapat dua tema , maka akan dipecahkan menjadi dua alinea .
2. Memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal , untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama untuk bisa memahami isi dari Alinea atau Paragraf sampai di akhir kalimat . Dengan perhentian yang lebih lama ini , konsentrasi terhadap tema alinea lebih terarah .



  • Struktur Alinea



Berdasarkan fungsinya , kalimat yang membangun alinea pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam , yaitu :

1. Kalimat Utama :
Biasanya diletakkan pada awal paragraf , tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf . Kalimat utama adalah kalimat inti dari ide atau gagasan sebuah paragraf . Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas .
2. Kalimat Penjelas :
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberi penjelasan tentang gagasan pokok . Kalimat penjelas harus senantiasa menjabarkan gagasan yang dinyatakan dalam kalimat topik .



  • Macam-Macam Alinea



A. Berdasarkan sifat dan tujuannya , alinea dapat dibedakan menjadi :
    Alinea Pembuka
    Alinea Penghubung
    Alinea Penutup

B. Berdasarkan sifat isinya , alinea dapat dibedakan menjadi :
1. Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi .
Contoh :
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal . Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen . Sebaliknya , permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat .
2. Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat ataupun kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan maupun bukti .
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya . Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anak-anak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya . Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA , kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga . Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter , kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana .
3. Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut .
Contoh :
Gadis itu menatap Doni dengan seksama . Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapannya . Ya , karena memang gadis didepannya itu sangat cantik . Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang . Matanya bersinar lembut dan begitu dalam , memberikan pijar mengesankan yang misterius . Ditambah kulitnya yang bersih , dagu lancip yang menawan , serta bibir berbelah , dia sungguh tampak sempurna .
4. Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu .
Contoh :
Dalam diri setiap Bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan . Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya , mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan . Sebagai sesama anggota masyarakat , kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai . Dengan demikian , kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai .
5. Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul , sehingga membentuk alur cerita . Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi .
Contoh :
Jam istirahat . Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah . Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan , mengerutkan kening , tersenyum dan kembali menulis . Asyik sekali , seakan diruang perpustakaan hanya ada dia .

C. Berdasarkan fungsi , alinea dapat dibedakan menjadi :
    Alinea Pembuka
    Alinea Pengembang
    Alinea Penutup



  • Syarat-Syarat Pembentukan Alinea



1. Kesatuan
Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik . Fungsi alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut . Oleh karena itu , dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut . Alenia dianggap mempunyai kesatuan , jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik .

2. Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan , yakni adanya hubungan yang harmonis , yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia . Alenia yang memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan . Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya . Dalam koherensi , termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan . Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya , dari satu fakta ke fakta selanjutnya , dan dari satu soal ke soal yang lain , sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama . Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi dari sebuah alenia , ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan .

3. Perkembangan Alinea
(perkembangan alinea adalah penyusunan/perincian daripada gagasan-gagasan yang membina alinea-alinea tersebut) .

4. Efektif
Efektif dengan penggunaan kalimat yang efektif , maka ide akan disampaikan secara tepat .



  • Sumber :




    

Minggu, 03 November 2013

Kalimat Efektif (Turunan)

  • Definisi Kalimat Efektif           :

Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan maksud penutur/penulis secara tepat , sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula . Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang mampu menjembatani timbulnya pikiran yang sama antara penulis/penutur dan pembaca/pendengar . Kalimat efektif harus dapat mewakili pikiran penulis/pembicara secara pas dan jitu sehingga pendengar/pembaca akan memahami pikiran tersebut dengan mudah , jelas , dan lengkap seperti yang dimaksud oleh penulis/pembicaranya .

  • Definisi Kata Turunan             :

Kata turunan adalah kata dasar yang memiliki imbuhan , baik berupa awalan , sisipan/akhiran , maupun gabungan kata . Kata turunan termasuk salah satu unsur pembentuk kalimat , selain kata dasar dalam setiap penulisan artikel .
Berikut adalah beberapa informasi tambahan untuk melengkapi aturan yang terdapat pada Kata Turunan .

Jenis imbuhan

Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi :
1. Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran .
    a. Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-
    b. Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan –nya

2. Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran .
    a. ber-an dan ber-i
    b. di-kan dan di-i
    c. diper-kan dan diper-i
    d. ke-an dan ke-i
    e. me-kan dan me-i
    f. memper-kan dan memper-i
    g. pe-an dan pe-i
    h. per-an dan per-i
    i. se-nya
    j. ter-kan dan ter-i
3. Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing) .
    a. Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.
    b. Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.

Awalan me- .

Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut :
1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh             meluluh, me- + makan memakan.
2. me- mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca membaca, me- + pukul memukul*, me- + vonis memvonis, me- + fasilitas + i memfasilitasi.
3. me- men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang mendatang, me- + tiup meniup*.
4. me- meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis mengikis*, me- + gotong menggotong, me- + hias menghias.
5. me- menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom mengebom, me- + tik mengetik, me- + klik mengeklik.
6. me- meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu menyapu*.

Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus :

1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu menipu, me- + sapu menyapu, me- + kira mengira.
2. Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi mengklarifikasi.
3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi mengkonversi.

Ada beberapa aturan khusus didalam pembentukan kata turunan , yaitu :
1. ber- + kerja bekerja (huruf r dihilangkan)
2. ber- + ajar belajar (huruf r digantikan l)
3. pe + perkosa pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)
4. pe + perhati pemerhati (huruf p luluh menjadi m)

  • Ciri-ciri dari Kalimat Turunan    :
·       Bersusun/majemuk .
·       Tidak sempurna , elips .
·       Berbentuk pertanyaan atau perintah .
·       Bersifat medial , pasif , dan negatif .

  • Sumber :



Sabtu, 26 Oktober 2013

Kalimat Efektif



  • Definisi Kalimat Efektif


(Wiyanto, 2004:48) Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan (informasi) secara singkat , lengkap , dan mudah diterima oleh pendengar . Yang dimaksud singkat adalah hemat dalam penggunaan kata-kata . Hanya kata-kata yang diperlukan , yang digunakan . Sebaliknya , Kata-kata yang mubazir tidak perlu digunakan . Penggunaan kata-kata mubazir berarti pemborosan . Hal itu tentu bertentangan dengan prinsip kalimat efektif yang hemat . Meskipun hemat dalam penggunaan kata , Kalimat efektif tetap harus lengkap , artinya kalimat itu harus disampaikan . Sedemikian lengkapnya sehingga kalimat efektif mampu menimbulkan pengaruh , meninggalkan kesan , atau menghasilkan akibat . Selanjutnya , kalimat efektif harus dapat dipahami pendengar dengan cara yanng mudah dan menarik . Selain itu , kalimat efektif harus mematuhi kaidah struktur bahasa dan mencerminkan cara berpikir yang masuk akal (logis) .


  • Ciri-ciri dan Contoh dari Kalimat Efektif


1.      Kesepadanan


Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S) , predikat (P) , objek (O) , keterangan (K) . Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa .

Contoh :

Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT) .

Tidak Menjamakkan Subjek .

Contoh:

Tomi pergi ke kampus , kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)

Tomi pergi ke kampus , kemudian ke perpustakaan (efektif)


2.      Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata


Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda) .

Contoh :

Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif) .

Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif) .



3.      Kehematan


Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata , frasa , atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu , tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa . Hal ini dikarenakan , penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat . Untuk itu , ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan , yaitu:

a. Menghilangkan pengulangan subjek .

b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata .

c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat .

d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak .

Contoh :

Karena ia tidak diajak , dia tidak ikut belajar bersama di rumahku . (tidak efektif)

Karena tidak diajak , dia tidak ikut belajar bersama di rumahku . (efektif)

Dia sudah menunggumu sejak dari pagi . (tidak efektif)

Dia sudah menunggumu sejak pagi . (efektif)



4.      Kelogisan


Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku . Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal .

Contoh :

Untuk mempersingkat waktu , kami teruskan acara ini . (tidak efektif)

Untuk menghemat waktu , kami teruskan acara ini . (efektif)



5.      Kesatuan atau Kepaduan


Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu , sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah . Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat , yaitu :

a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris .

b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona .

c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita .

Contoh :

Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu . (tidak efektif)

Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan . (efektif)

Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik . (tidak efektif)

Makalah ini membahas teknologi fiber optik . (efektif)



6.      Keparalelan atau Kesajajaran


Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu . Jika pertama menggunakan verba , bentuk kedua juga menggunakan verba . Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me- , maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga .

Contoh:

Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan . (tidak efektif)

Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan . (efektif)

Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan . (efektif)

Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes . (tidak efektif)

Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes . (efektif)



7.      Ketegasan


Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat . Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat , ada beberapa cara , yaitu:

a.       Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat) .

Contoh:

Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain .

Pada kesempatan lain , kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini . (ketegasan)

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya .

Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya . (ketegasan)

b.      Membuat urutan kata yang bertahap .

Contoh :

Bukan seribu , sejuta , atau seratus , tetapi berjuta-juta rupiah , telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar . (salah)

Bukan seratus , seribu , atau sejuta , tetapi berjuta-juta rupiah , telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar . (benar)

c.       Melakukan pengulangan kata (repetisi) .

Contoh :

Cerita itu begitu menarik , cerita itu sangat mengharukan .

d.      Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan .

Contoh :

Anak itu bodoh , tetapi pintar .


Sumber :