Kamis, 05 Juni 2014

Resensi Novel Sang Pemimpi


 1.         Identitas Novel Sang Pemimpi

Judul Novel                 :           Sang Pemimpi

Jenis Novel                  :           Fiksi

Penulis Novel              :           Andrea Hirata

Penerbit Novel            :           PT Bentang Pustaka

Cetakan                       :           Ke-14, Januari 2008

Tebal Halaman            :           X, 292 Halaman



2.         Tema Novel Sang Pemimpi

    Tema yang tersirat dalam novel “Sang Pemimpi” ini adalah persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi kehidupan, serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi atau pengharapan. Dalam novel ini penulis menggambarkan begitu besarnya kekuatan mimpi, sehingga dapat membawa seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas kemustahilan.



3.         Penokohan dan Perwatakan Novel Sang Pemimpi

Ikal                  :          Baik hati, optimis, pantang menyerah, dan mengidolakan Rhoma Irama.

Arai                 :           Pintar, penuh inspirasi atau banyak memunculkan ide-ide baru, gigih,
                                     rajin, dan pantang menyerah.

Jimbron           :          Polos dan baik.

Pak Balia         :          Baik, bijaksana, dan pintar.

Pak Mustar      :          Pemarah dan berjiwa keras.

Ibu Ika             :          Baik dan penuh kasih sayang.

Ayah Ikal         :          Pendiam, sabar, penuh kasih sayang, dan bijaksana.

Tokoh pendukung       :

Mahader, A Kiun, Pak Cik Basman, Taikong Hanim, Capo, Bang Zaitun, Pendeta Geovanny, Mak Cik, dan Laksmi.



4.     Latar

a.         Latar Tempat

Pulau MagaiBalitong, Pulau Kalimantan, los pasar, dermaga pelabuhan, gedung
bioskop, sekolah SMA Negeri Bukan Main, terminal Bogor.

b.         Latar Waktu

Pagi, siang, sore, dan malam.

c.         Latar Nuansanya

Adat Melayu dan gejolak remaja yang diselimuti impian-impian.


5.     Isi

a.         Unsur Intrinsik

  • Alur

         Dalam novel Sang Pemimpi ini, alur yang digunakan adalah alur gabungan (alur maju dan alur mundur). Alur maju, ketika pengarang menceritakan dari mulai kecil sampai dewasa dan alur mundur, ketika pengarang menceritakan peristiwa sewaktu kecil pada saat sekarang atau dewasa.

  • Gaya Penulisan

       Gaya penceritaan novel Sang Pemimpi ini sangat sempurna, dapat dilihat dari pemilihan kata-kata yang baik dengan mengandung kekayaan bahasa pada setiap katanya dan kelembutan bahasa yang puitis terpadu tanpa ada unsur repetitif yang membosankan.. Selain itu, novel ini ditulis dengan gaya realis bertabur metafora, penyampaian cerita yang cerdas, menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi. Novel Sang Pemimpi ini juga banyak mengandung letupan intelegensi yang kuat, sehingga pembaca tanpa disadari masuk dalam kisah dan karakter-karakter yang ada dalam novel.

  • Amanat

      Amanat yang disampaikan dalam novel Sang Pemimpi ini adalah jangan berhenti untuk bermimpi, karena manusia tidak akan pernah bisa lepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar yang ada dalam hidupnya. Terus berjuang dan berusaha untuk meraih mimpi, walupun terganjal dengan segala keterbatasan.

  • Sudut Pandang

     Sudut pandang novel Sang Pemimpi ini yaitu “orang pertama” (akuan). Dimana penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita.



b.         Unsur Ekstrinsik

  • Nilai Moral

      Nilai moral yang terkandung pada novel Sang Pemimpi ini sangat kental. Sifat-sifat yang tergambar menunjukkan rasa humanis yang terang dalam diri seorang remaja tanggung dalam menyikapi kerasnya kehidupan. Di sini, tokoh utama digambarkan sebagai sosok remaja yang mempunyai perangai yang baik dan rasa setia kawan yang tinggi.

  • Nilai Sosial

         Novel Sang Pemimpi ini begitu kaya akan nilai sosial. Hal ini dibuktikan dari rasa setia kawan yang begitu tinggi antara tokoh Ikal, Arai, dan Jimbron. Mereka saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam mewujudkan impian-impian mereka, sekalipun hampir mencapai batas kemustahilan. Dengan didasari rasa gotong royong yang tinggi sebagai orang Belitong, dalam keadaan kekurangan pun masih dapat saling membantu satu sama lain.

  • Nilai Adat Istiadat

        Nilai adat istiadat yang terkandung dalam novel Sang Pemimpi ini begitu kental terasa. Dapat terlihat dari kebiasaan di sekolah yang masih mengharuskan siswa-siswi mencium tangan gurunya dan mata pencaharian masyarakatnya yang sangat keras dan kasar yaitu sebagai kuli tambang timah tergambar jelas di novel ini.

  • Nilai Agama

        Nilai agama pada novel Sang Pemimpi ini juga secara jelas tergambar, terutama pada bagian-bagian dimana ketiga tokoh ini belajar dalam sebuah pondok pesantren, banyak aturan-aturan islam dan petuah-petuah Taikong (kyai) yang begitu mereka patuhi.



6.         Kelebihan Novel Sang Pemimpi

           Banyak kelebihan yang didapatkan dari novel Sang Pemimpi ini, mulai dari segi kekayaan bahasa hingga kekuatan alur. Hal ini tak lepas dari kecerdasan penulis dalam memainkan imajinasi berfikir yang dituangkan dengan bahasa-bahasa intelektual yang berkelas. Penulis juga menjelaskan secara rinci mengenai latar pada setiap adegannya, sehingga pembaca selalu menantikan dan menerka-nerka setiap hal yang akan terjadi. Selain itu, kelebihan lain dari novel ini yaitu kepandaian Andrea dalam mengeksplorasi karakter-karakter sehingga kesuksesan pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.



7.         Kelemahan Novel Sang Pemimpi

          Pada dasarnya novel Sang Pemimpi ini hampir tidak meliki kelemahan. Hal itu disebabkan, karena penulis dengan cerdas dan apik menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting, dan eksplorasi kekuatan karakter. Baik ditinjau dari segi kebahasaan hingga sensasi yang dirasakan pembaca sepanjang cerita, novel ini dinilai cukup untuk mengobati keinginan pembaca yang haus akan novel yang bermutu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar