Selasa, 18 Maret 2014

Teori-teori yang berhubungan dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah



METODE ILMIAH

Metode Ilmiah berdasarkan dari dua suku kata yaitu : Metode dan Ilmiah .
Metode
Metode dapat diartikan sebagai sebuah cara yang teratur dan sistematis , untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu .
Ilmiah
Ilmiah bersifat ilmu . Diatur sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu pasti , Prosedur Ilmiah .
Menurut Almadk (1939)
”Metode Ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan , pengesahan , dan penjelasan kebenaran .”
Sedangkan ,
Menurut Ostle (1975)
“Metode Ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh suatu interelasi .”
Secara Umum
Metode Ilmiah atau Proses Ilmiah merupakan suatu proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis , berdasarkan bukti fisis . Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam . Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut , diuji dengan melakukan eksperimen . Jika , suatu hipotesis lolos uji berkali-kali , maka hipotesis tersebut dapat menjadi sebuah Teori Ilmiah .
Selain itu ,
Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan , untuk memecahkan masalah yang dihadapi . Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis , teratur , dan terkontrol .

Unsur utama Metode Ilmiah :

  1. Karakteristik (Observasi dan Pengukuran) . 
  2. Hipotesis (Penjelasan teoritis yang merupakan dugaan atas hasil observasi dan Pengukuran) . 
  3. Prediksi (Deduksi Logis dari Hipotesis) . 
  4. Eksperimen (Pengujian semua hal di atas) .


Karakteristik Metode Ilmiah :

  • Karya Ilmiah Harus Berdasarkan Fakta

Menulis karya ilmiah harus berdasarkan fakta , bukan hasil imajinasi atau semacammnya dan Fakta itu berupa data empiris yang harus dapat diukur dan dianalisis lebih lanjut . 
  • Karya Ilmiah Harus Berdasarkan Pertimbangan Objektif


Pertimbangan objektif didasarkan pada pertimbangan apa adanya , bukan bersifat subyektif , yang bebas dari prasangka dan kira-kira .
  • Karya Ilmiah Harus Menggunakan Asas Analisis
Maksudnya , karya ilmiah itu harus dapat dianalisis (diuraikan , dibandingkan , dan diinterpretasikan) , yang artinya karya ilmiah harus dapat menggambarkan karakteristik , fungsi , dan kaitan permasalahan satu dengan yang lainnya .
  • Karya Ilmiah Harus Bersifat Kuantitatif – Kualitatif
Pendekatan ilmiah berbeda dengan pendekatan alamiah . Pendekatan ilmiah bersifat kuantitatif , tetapi pendekatan alamiah bersifat kualitatif.
  • Karya Ilmiah Menggunakan Logika Deduktif – Hipotetik
Logika deduktif adalah penalaran yang sudah memiliki kebenaran , yang pasti baik dari hasil penelitian para pakar atau yang lainnya . Kebenaran hipotesis harus dibuktikan secara empiris , melalui penelitian lapangan , maka disebut bahwa karya ilmiah tersebut sesuai logika deduktif - hipotetik .
  • Karya Ilmiah Harus Menggunakan Logika Induktif - Generalisasi
Kebenaran hipotesis bersifat rasional , oleh karenanya bersifat sementara . Untuk memperoleh kebenaran ilmiah , masih harus dibuktikan dengan data empiris hasil penelitian . Kesimpulan dari data empiris bersifat generalisasi , sedangkan kesesuaian data empiris dengan pemikiran rasional hipotesis disebut asas korespondensi . Kesimpulan yang bersifat generalisasi dari data empiris disebut logika induktif , yang kebenarannya bersifat probabilistik .
Langkah-Langkah Dalam Metode Ilmiah :
  • Perumusan Masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan . Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka , yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan , bukan jawaban ya atau tidak .
  1. Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas . 
  2. Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti . 
  3. Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen .
  • Penyusunan Kerangka Berfikir
Penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hpotesis yang merupakan argumentasi , menjelaskan hubungan yang mungkin antara berbagai factor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan . Kerangka berfikir di susun secara rasional , berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya , dengan memperhatikan factor- factor empiris yang relevan dengan permasalahan .
  • Perumusan Hipotesa
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah . Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian , atas topik proyek ilmiah yang dilakukan , karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian secara seksama . Yang perlu diingat , jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar , bukan berarti penelitian yang dilakukan salah .
  1. Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu , sebagai dasar hipotesis .
  2. Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen .
  • Pengujian Hipotesa
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan . Perhitungkan semua variabel , yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen .
Terdapat tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen :
  1. Variabel bebas , 
  2. Variabel terikat , dan 
  3. Variabel kontrol .

Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas .
Variabel terikat adalah variabel yang diteliti , yang perubahannya bergantung pada variabel bebas .
Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap .
  1. Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen .
  2. Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan .
  3. Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil .                                                                 
  4. Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama .
  • Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan , bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis . Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya . Jika dapat dilakukan , kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut .
Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis :
  1. Jangan ubah hipotesis .
  2. Jangan abaikan hasil eksperimen .
  3. Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai .
  4. Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya , untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian .
  5. Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen .
SIKAP ILMIAH

Pengertian Sikap Ilmiah
Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” , attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” , yang berarti keadaan siap secara mental untuk melakukan kegiatan . Sedangkan , sikap ilmiah menurut sumber lain diartikan sebagai laporan tertulis dan diterbitkan , yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan .

Menurut beberapa tokoh , pengertian dari sikap ilmiah , sebagai berikut :
Baharuddin (1982:34)
Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh Para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan atau kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis , melalui langkah-langkah ilmiah .
White (1998)
Wilayah sikap mencakup juga wilayah kognitif . Sikap dapat membatasi atau mempermudah peserta didik untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang sudah dikuasai . Peserta didik tidak akan berusaha untuk memahami suatu konsep , jika dia tidak memiliki kemauan untuk itu . Karena itu , sikap seseorang terhadap mata pelajaran sangat berpengaruh pada keberhasilan kegiatan pembelajarannya . 
Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34)
Beberapa sikap ilmiah yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah , antara lain :
  • Sikap Ingin Tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya .
  • Sikap Kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin , berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibandingkan kelebihan–kekurangannya , cocok-tidaknya , benar-tidaknya , dan lain sebagainya .
  • Sikap Obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya , tanpa diikuti perasaan pribadi .
  • Sikap Ingin Menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk bereksperimen baru . Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif . Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya .
  • Sikap Menghargai Karya Orang Lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas , sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain .
  • Sikap Tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan , bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan , tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai . Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya , ia berusaha bekerja dengan teliti .
  • Sikap Terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat , argumentasi , kritik , dan keterangan orang lain , walaupun pada akhirnya pendapat , argumentasi , kritik , dan keterangan orang lain tersebut , tidak diterima , karena tidak sepaham atau tidak sesuai .




Daftar Pustaka :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar