Sabtu, 31 Maret 2012

Kekuasaanmu Tuhan

Ku berdiri dibawah keindahan langit yang megah
Terbentang tiada akhir
Takjub kuangungkan kekuasaanmu Tuhan
Kau ciptakan panas,dingin,hujan,dan semua yang kami butuhkan

                                      Hidup ini kujalani diatas bumi yang kau ciptakan
                                      Matahari,bulan,bintang
                                      Sungguh lengkap yang telah kau berikan
                                      Begitu indah segala ciptaanmu Tuhan

Sempurnanya engkau dimataku
Sungguh indah kekuasaanmu
Hanya satu
Sungguh engkaulah yang maha sempurna

Jumat, 30 Maret 2012

Manusia dan Penderitaan

Pengertian Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya  menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa  yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.

Pengertian Siksaan

Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak politik.

          Tiga Siksaan Bersifat Psikis :
  • Kebimbangan, siksaan ini terjadi ketika manusia sulit untuk menentukan pilihan yang mana akan meraka ambil dan mereka tidak ambil. Situasi ini sangat membuat psikis manusia tidak stabil dan butuh pertimbangan yang amat sangat sulit.
  • Kesepian, merupakan perasaan sepi yang amat sangat tidak diinginkan oleh setiap manusia. Pada hakikatnya manusia itu adalah makhluk yang bersosial ,hidup bersama dan tidak hidup seorang diri.Faktor ini dapat mengakibatkan depresi kejiwaan yang berat dan merupakan siksaan paling mendalam yang menimpa rohani manusia
  • Ketakutan, adalah suatu reaksi psikis emosional terhadap sesuatu yang ditakuti oleh manusia.
  • Rasa takut ini dapat menimbulkan traumatik yang amat mendalam. Dampaknya manusia bisa kehilangan akal pikirannya dan membuat manusia berkejatuhan mental.


Kekalutan Mental

Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar. Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
  1. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
  2. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
v                        Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
  1. Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita bisa jasmani maupun rokhani
  2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negative
  3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
v                        Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
  1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
  2. Terjadinya konflik sosial budaya
  3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.

Penderitaan dan Kenikmatan

Tujuan manusia yang paling populer adalah kenikmatan, sedangkan penderitaan adalah sesuatu yang selalu dihindari oleh manusia. Oleh karena itu, penderitaan harus dibedakan dengan kenikmatan, dan penderitaan itu sendiri sifatnya ada yang lama dan ada yang sementara. Hal ini berhubungan dengan penyebabnya. Macam-macam penderitaan menurut penyebabnya, antara lain: penderitaan karena alasan fisik, seperti bencana alam, penyakit dan kematian; penderitaan karena alasan moral, seperti kekecewaan dalam hidup, matinya seorang sahabat, kebencian orang lain, dan seterusnya.Semua ini menyangkut kehidupan duniawi dan tidak mungkin disingkirkan dari dunia dan dari kehidupan manusia.

 Penderitaan dan kenikmatan muncul karena alasan “saya suka itu” atau “sesuatu itu menyakitkan”. Kenikmatan dirasakan apabila yang dirasakan sudah didapat, dan penderitaan dirasakan apabila sesuatu yang menyakitkan menimpa dirinya. Aliran yang ingin secara mutlak menghindari penderitaan adalah hedonisme, yaitu suatu pandangan bahwa kenikmatan itu merupakan tujuan satu-satunya dari kegiatan manusia, dan kunci menuju hidup baik. Penafsiran hedonisme ada dua macam, yaitu:

·         Hedonisme psikologis yang berpandangan bahwa semua tindakan diarahkan untuk mencapai kenikmatan dan menghindari penderitaan.
·         Hedonisme etis yang berpandangan bahwa semua tindakan ‘harus’ ditujukan kepada kenikmatan dan menghindari penderitaan.

Kritik terhadap hedonisme ialah bahwa tidak semua tindakan manusia hedonistis, bahkan banyak orang yang tampaknya merasa bersalah atas kenikmatan-kenikmatan mereka. Dan hal ini menyebabkan mereka mengalami penderitaan. Pandangan Hedonis psikologis ialah bahwa semua manusia dimotivasi oleh pengejaran kenikmatan dan penghindaran penderitaan. Mengejar kenikmatan sebenarnya tidak jelas, sebab ada kalanya orang menderita dalam rangka latihan-latihan atau menyertai apa yang ingin dicapai atau dikejarnya. Kritik Aristoteles ialah bahwa puncak etika bukan pada kenikmatan, melainkan pada kebahagiaan. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kenikmatan bukan tujuan akhir, melainkan hanya “pelengkap” tindakan. Berbeda dengan John Stuart Mill yang membela Hedonisme melalui jalan terhormat, utilitarisme yaitu membela kenikmatan sebagai kebaikan tertinggi. Suatu tindakan itu baik sejauh ia lebih “berguna” dalam pengertian ini, yaitu sejauh tindakan memaksimalkan kenikmatan dan meminimalkan penderitaan.

Opini :

Setelah saya membuat artikel mengenai “Manusia dan Penderitaan”,saya bisa mengatakan bahwa setiap orang hidup tidak mungkin selalu baik-baik saja,adakalanya kita mengalami kesusahan atau penderitaan,selama kita hidup kenikmatan dan penderitaan tidak akan pernah hilang,penderitaan yang dialami oleh semua orang,tergantung bagaimana orang tersebut menyikapinya,kesusahan maupun penderitaan datang,karena sikap dan tindakan kita yang salah dimasa lalu,yang saya sarankan saat kita mengalami suatu kesusahan maupun penderitaan,berinstropeksilah dahulu apa yang membuat penderitaan itu datang kepada kita dan bagaimana cara membuat masalah itu menjadi hal yang tidak berat untuk dilalui.Caranya adalah melakukan hal-hal yang positif juga memperbaiki sikap dan tindakan yang salah dimasa lalu untuk kedepannya,setelah memperbaiki diri,lalu berusaha agar hal buruk yang telah terjadi tidak kembali terulang lagi.

Selasa, 06 Maret 2012

Puisi

                                                     Kembalilah Kasih

Kasih ... terlalu banyak kenangan tentang kita
Senang dan sedih dulu kau selalu menemani hari-hariku
Kau berikan cintamu yang tulus kepadaku
Kau berikan kebahagiaan yang sempurna untukku

                                                                 Kini kau pergi jauh dariku
                                                      Maafkanlah aku kasih
                                                      Maafkanlah aku yang telah mengecewakanmu
                                                      Kembalilah kepadaku

Jangan pergi ohh ... kasih
Kumohon tetaplah disini temani aku
Berikan senyummu dihariku lagi
Lupakanlah segalanya

                                                                 Harapanku untuk bisa selalu bersamamu
                                                      Kebahagiaanku adalah bersamamu
                                                      Kembalilah kasihku
                                                      Dan takkan kuulangi lagi

Minggu, 04 Maret 2012

Suku Asmat (Papua)

Suku Asmat adalah sebuah suku dari daerah Papua.Suku Asmat dikenal dengan ukiran kayunya yang unik.Suku Asmat selalu diindentikan dengan patung ukiran atau pahatan tradisional.Hal ini disebabkan karena pahatan atau ukiran tradisional telah diekspose keluar oleh berbagai kalangan dalam bentuk festival budaya,baik di Agast maupun di Jayapura,Bali,Jogja,dan Jakarta ataupun diluar negeri seperti di KBRI Denhag Belanda pada tanggal 28 Agustus-5 September 2008 dalam rangka mengundang dunia,mempromosikan Trade,Tourism,and Investment (TTI) serta mendukung pembangunan Kawasan Timur Indonesia.
(Laporan radio Heelvezen,Belanda,Jam 18.30 WIB,6 September 2008).
Terlebih lagi Suku Asmat telah ditetapkan sebagai situs warisan budaya dunia oleh PBB pada Bulan Februari,2004.
Patung pahatan atau ukiran yang diikutkan dalam festival ini selalu dijual dengan cara dilelang,Keunggulan masing-masing pahatan biasanya mencapai Rp. 40jt/buah dan paling rendah Rp. 1jt/buah.Patung pahatan atau ukiran bisa semahal seperti ini karena gambar atau image dalam patung tersebut menceritakan secara apik tentang suatu kisah yang dialami oleh seseorang tertentu atau suatu kelompok masyarakat tertentu di lingkungan Suku Asmat.
Populasi Suku Asmat terbagi menjadi 2 yaitu mereka yang tinggal di Pesisir Pantai dan mereka yang tinggal dibagian Pedalaman.Kedua populasi ini jelas berbeda dalam hal dialek,cara hidup,struktur sosial,dan ritual.Populasi pesisir pantai selanjutnya terbagi kedalam 2 bagian yaitu Suku Bisman yang terletak dibagian Sungai Sinesty dan Sungai Nin serta Suku Simai.
Yang paling mengerikan adalah cara yang dipakai Suku Asmat untuk membunuh musuhnya.Ketika musuhnya dibunuh,mayatnya dibawa kekampung,kemudian dipotong dan dibagikan kepada seluruh penduduk untuk dimakan bersama.Mereka menyanyikan lagu kematian dan memenggalkan kepalanya.Otaknya dibungkus daun sagu yang dipanggang dan dimakan.
Sekarang biasanya 100-1000 org hidup disuatu kampung.Setiap kampung punya satu rumah bujang dan banyak rumah keluarga.Rumah bujang dipakai untuk upacara adat dan upacara keagamaan.Rumah keluarga dihuni oleh dua sampai tiga keluarga,yang mempunyai kamar mandi dan dapur sendiri.Hari ini ada kira-kira 70.000 org Asmat hidup di Indonesia.Mayoritas anak-anak Asmat bersekolah.

Sumber : http://id.wikipedia.org./wiki/Suku Asmat

Kondisi Geografis Suku Asmat

Wilayah yang mereka tinggali sangat unik.Dataran coklat lembek yang tertutup oleh jaring laba-laba sungai.Wilayah yang ditinggali Suku Asmat ini telah menjadi Kabupaten sendiri dengan nama Kabupaten Asmat dengan 7 Kecamatan atau Distrik.Hampir setiap hari hujan turun dengan curah 3000-4000 milimeter/tahun.Setiap hari juga pasang surut laut masuk kewilayah ini,sehingga tidak mengherankan kalau permukaan tanah sangat lembek dan berlumpur.Jalan hanya dibuat dari papan kayu yang ditumpuk diatas tanah yang lembek.Praktis tidak semua kendaraan bermotor bisa lewat jalan ini.Orang yang berjalan harus berhati-hati agar tidak terpeleset,terutama saat hujan.

Makanan Pokok

Makanan Pokok orang Asmat adalah sagu,hampir setiap hari mereka makan sagu yang dibuat jadi bulatan-bulatan yang dibakar dalam bara api.Kegemaran lain adalah makan ulat sagu yang hidup dibatang pohon sagu,biasanya ulat sagu dibungkus dengan daun nipah,ditaburi sagu,dan dibakar dalam bara api.Selain itu sayuran dan ikan bakar dijadikan pelengkap.
Namun demikian yang memprihatinkan adalah masalah sumber air bersih.Air tanah sulit didapat karena wilayah mereka merupakan tanah berawa.Terpaksa menggunakan air hujan dan air rawa sebagai air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Rumah Tradisional

Rumah Tradisional Suku Asmat adalah Jeu dengan panjang sampai 25 meter.Sampai sekarang masih dijumpai Rumah Tradisional ini jika kita berkunjung ke Asmat Pedalaman.Bahkan masih ada juga diantara mereka yang membangun rumah tinggal diatas pohon.

Agama

Masyarakat Suku Asmat beragama Katolik,Protestan,dan Animisme yakni suatu ajaran dan praktek keseimbangan alam dan penyembahan kepada roh orang mati atau patung.
Bagi Suku Asmat ulat sagu merupakan bagian penting dari ritual mereka.Setiap ritual ini diadakan,dapat dipastikan,kalau banyak sekali ulat yang dipergunakan.
(Kal Muller,Mengenal Papua,2008,hal.31)

Sumber Daya Alam

Selain ikan,cucut,kepiting,udang,teripang,ikan penyu,cumi-cumi,dan hewan lainnya yang melimpah ruah.Daerah Asmat juga memiliki sumber daya alam yang amat luar biasa,seperti : rotan,kayu,gahar,kemiri,kulit masohi,kulit lawang,damar,dan kemenyan.

Wanita dalam Pandangan Suku Asmat

Simbolisasi perempuan dengan Flora & Fauna yang berharga bagi masyarakat Asmat (pohon/kayu,kuskus,anjing,burung kakatua dan nuri,serta bakung),seperti kata Asmat diatas,menunjukkan bagaimana sesungguhnya masyarakat Asmat menempatkan perempuan yang sangat berharga bagi mereka.Hal ini tersirat juga dalam berbagai seni ukiran dan pahatan mereka.Namun dalam gegap gempitanya serta kemasyuran pahatan dan ukiran Asmat.Tersembunyi suatu realita derita para Ibu dan gadis Asmat yang tak terdengar dari dunia luar.
Derita perempuan Asmat menjadi pelakon tunggal dalam menghidupi suku tersebut.Setiap harinya mereka harus menyediakan makanan untuk suami dan anak-anaknya,mulai dari mencari ikan,udang,kepiting,dan tembelo sampai kepada mencari pohon sagu yang tua,menebang pohon sagu,menokok,membawa sagu dari hutan,memasak dan menyajikan.Setelah itu mencuci tempat makanan atau tempat masak termaksud mengambil air dari telaga atau sungai yang jernih untuk keperluan minum keluarga.
Sementara itu kegiatan laki-laki Asmat sehari-harinya adalah menikmati makanan yang disediakan istrinya,mengisap tembakau,dan berjudi.Kadang suami membuat rumah atau perahu,namun dengan batuan istri.Ada pula suami yang mau menemani istrinya mencari kayu bakar.Sayangnya mereka hanya benar-benar menemani.Mendayung perahu,menebang kayu,dan membawanya pulang adalah tugas istri.Suami yang cukup berbaik hati akan membantu membawakan kapak istrinya.
Jika istri tidak menyiapkan permintaan suaminya seperti sagu atau ikan,maka istri akan menjadi korban luapan kemarahan.Jika mereka kalah judi,maka istri pula yang akan dijadikan obyek kekesalan.Mereka yang tinggal di Agats,kini terbiasa pula untuk mabuk,mereka lebih rentan untuk mengamuk,sehingga istripun yang akan lebih banyak menerima tindak kekerasan.
Kadangkala laki-laki Asmat mengukir,jika mereka ingin tau atau jika hendak menyelenggarakan pesta.Ketika laki-laki mengukir,maka tugas perempuan akan semakin bertambah.Perempuan harus terus menyediakan sagu bakar dan makanan lain yang diinginkan suami mereka agar dapat terus bertenaga untuk mengukir.Semakin lama laki-laki mengukir,semakin banyak pula makanan yang harus mereka sediakan.Hal itu berarti akan semakin lelah perempuan Asmat,karena harus memangur,meramah,dan mengolah sagu,dan bahkan menjaring ikan,lebih tragisnya lagi,jika ukiran itu dijual,maka uangnya hanya untuk suami yang membuatnya,perempuan Asmat tidak menerima imbalan apapun untuk jerih payahnya menyediakan makanan.
Padahal tanpa makanan itu,satu ukiranpun tidak akan selesai dibuat.
(Dewi Linggasari,2004,Yang Perkasa Yang Tertindas. Potret Hidup Perempuan Asmat.Yogyakarta : Bigraf Publishing,bekerjasama dengan Yayasan Adhikarya IKAPI dan The Fourt Foundation.Hal.22).

Bencana Asmat

Bencana bagi Suku Asmat kurang lebih ada 3,yaitu ;
1. Penyakit Malaria
2. Buaya
3 HIV/AIDS
Setelah virus HIV/AIDS marak di Asmat dan mulai merenggut korban jiwa,semakin bertumpuk daftar persoalan yang harus dihadapi PEMDA dan seluruh masyarakat Asmat.Sebagai sebuah Kabupaten baru yang tengah sibuk-sibuknya melakukan pembenhan infrastruktur dan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam rangka menyelenggarakan sebuah pemerintahan baru,dalam berbagi aspek,berjangkitnya HIV/AIDS ini merupakan sebuah pukulan telak yang bakal menyedot dana,waktu,tenaga,dan pikiran dari segenap komponen masyarakat Asmat,instansi-instansi terkait dalam jajaran pemerintahan Kabupaten Asmat khususnya dan sudah pasti butuh Pemerintah Pusat perlu segera mengambil langkah-langkah penanggulanggannya.

Sumber : http://deateytomawin.wordpress.com/2009/06/15/wajah-suku-asmat-di-balik-kemasyuran-ukiran-dan-pahatan-tradisional/

Opini :

Suku Asmat merupakan salah satu suku yang berasal dari Papua,saya teratarik untuk mengambil bahasan mengenai Suku Asmat,karena Asmat terkenal dengan pahatan atau ukiran kayunya sampai ke Mancanegara,dan setiap pahatan atau ukiran-ukiran kayu yang dibuat memiliki arti dari kehidupan seorang Asmat,maka inilah yang membuat bahwa kerajinan tangan ini berbeda dengan yang lain,dan nilai dari pahatan atau ukiran kayu pantas dihargai dengan sangat mahal dan mayoritas anak-anak Asmat mengenyam pendidikan,namun dibalik itu semua ada yang membuat hati miris siapapun yang membaca,bahwa Asmat tidak bisa menghargai wanita,walaupun mereka tetap menganggap wanita merupakan sosok yang penting dan berharga didalam hidupnya.Suku Asmat masih memiliki kebudayaan yang kental dengan menggelar upacara adat dengan rutin.Dan saya berharap kebudayaan ini tidak akan hilang,walaupun seiring perubahan jaman yang sangat cepat.